6 Okt 2019

What Story that i called Good Ones : Pretty boys (2019)

Setiap saya menonton film drama, saya selalu yakin dan percaya cerita yang bagus adalah cerita yang dimulai dengan awal yang tenang dan mengalami kenaikan semakin ke tengah cerita tanpa kita sadari kita larut dalam kedalaman karakter yang kita tonton dan akhirnya emosi kita terbawa pada karakter yang paling menonjol atau paling relate dengan diri kita.

Saya rasa hampir  semua film pakai pattern ini juga untuk jadi film yang bagus, walau mungkin dibungkus dengan gaya yang berbeda. Seperti banyak film yang bagus diawali dengan penggambaran karakter secara menyeluruh diawal. kalo kalian pernah nonton Forest Gump atau Titanic kalian akan disuguhi penceritaan ulang masa lalu karakter sebelum akhirnya sampai pada momen paling penting dalam hidupnya atau kalian akan diperlihatkan perjuangan dari sang karakter seperti karakter Adam Sandler di 50 First Dates atau Anne Hathaway di Devil Wears Prada.

Dan jenis film yang kedua ini adalah jenis yang paling mudah menguras air mata. kamu akan mudah terbawa ketika emosi mu sudah dibolak balik dengan komedi dan kelucuan karakter sampai pelan pelan mereka membawa kita pada posisi dekat dengan perasaan sang karakter. BOOM ketika karakter yang kita tonton ini dibenturkan dengan konflik pribadi yang dari awal sudah dibangun dan diungkap dengan perlahan. then the tears will comes.

Film Pretty Boys (2019)

Dan inilah yang terjadi dengan film Pretty Boys (2019) yang ceritanya ditulis oleh Imam Darto. Saya harus akui proses perjalanan karakternya dibangun dengan cukup baik walau ga terlalu halus, karena terasa cepat tapi ada beberapa yang terlihat ingin dipanjangkan padahal bisa potong dan mungkin dimasukkan filler yang lebih menambah kedalaman cerita. Karena ide tentang mengejar cita-cita sebagai Presenter TV itu unik. sayang eksekusi dengan konfliknya cuma fokus di kedua karakter Anugrah dan Rahmat yang diperankan oleh Vincent dan Desta. Walaupun begitu, film ini tetap enak ditonton dan berhasil membuat saya terbawa emosi. Tompi sebagai sutradara memberikan suguhan warna warna dan gambar yang enak dilihat terutama awal-awal film. dan jujur saya disini merasa pemilihan Vincent untuk menjadi lead yang memiliki konflik emosi lebih banyak bener-bener pas. karena saya merasakan perubahan emosi yang semakin meningkat dan meledak dengan tepat di film ini. Saya sih  amat sangat menyayangkan kalau memang Vincent menjadikan film ini sebagai film terakhirnya sebagai aktor. Sementara itu Danilla Riyadi sebagai Asty cewek yang agresif dalam mendekati pria ini tidak mengecewakan, Malahan bikin gemas gemas sendiri ketika nonton. Mungkin kalau kalian yang sudah atau akan menonton film ini terbiasa menonton Tonight Show di Net seperti saya akan sangat menikmati film ini. Sepanjang film banyak jokes yang relate dengan kedua karakter baik secara real life ataupun secara karakter dan hampir semua sukses dibawakan. 
Terakhir jika harus memberikan skor untuk referensi orang yang ingin menonton film ini, saya akan memberikan nilai 8,5 dari 10. Nilai ini karena ide yang original dan pengembangan karakter di ceritanya yang baik, dan tidak lupa gambar yang banyak bermain dengan warna dan jika kalian Tonight Show mania mantap:D, kalian akan sangat menikmati film ini.